KISAH CINTA BIMBIM SLANK


Pendiri grup musik Slank, Bimo Setiawan Aimachzumi atau yang lebih dikenal dengan nama Bimbim membangun bahtera rumah tangga dengan Reny Setiawati sejak tahun 1999. Sampai sekarang, Bimbim masih terus menumbuhkan rasa cinta terhadap sang istri lewat iagu-iagu Slank.


Bimbim bertemu Reny sekitar tahun 1998 di markas Slank yang juga rumah orang tuanya dijalan Potlot, kawasan Duren Tiga. Jakarta Selatan. Kakak Reny adalah penggemar Slank atau istilahnya Slanker. Reny sering diajak kakaknya main ke markas Slank. “Saya kenalan lalu berjalan begitu saja. Reny dan kakaknya sering ikut saat Slank pentas. Lama-kelamaan kami tambah akrab." jelas Bimbim saat ditemui di rumahnya. Jalan Potlot. Minggu (2/10). Dengan rasa percaya diri tinggi, ia langsung mengadakan pendekatan. Untungnya cinta Bimbim tidak bertepuk sebelah tangan. Reny tidak peduli dengan status Bimbim yang duda tanpa anak.
 “Semuanya alami natural saja berjalan mengalir dengan sendirinya." paparnya.


Dalam prpses pendekatan itu mereka kadang jalan-jalan ke Bali dan Anyer di Provinsi Banten. Reny juga semakin sering ikut pentas Slank. Dari pertama ketemu hubungan mereka tak terasa sudah berjalan beberapa bulan. Bimbim mengaku tidak berbicara khusus mengajak berpacaran, tahu-tahu mereka telah jadian menjadi sepasang kekasih. Setelah hubungan mereka semakin dekat, kakak Reny mengatakan agar mereka menikah saja. Demikian pula bunda Iffet, manajer sekaligus ibu kandung Bimbim. Ketika mengajak menikah, Bimbim tidak tahu kalau Reny baru saja menyelesaikan studinya di bangku SMP. Bimbim pikir saat itu Reny sudah lulus SMA.
“Awalnya sih orang tua enggak setuju karena melihat Mas Bimbim seperti itu, namun kakakku membantu untuk meyakinkan orang tuaku," ungkap Reny.


Begitu mendapat lampu hijau, Bimbim mengajak orang tuanya melamar Reny. Mereka datang ke rumah orang tua Reni di kawasan Cililitan, Jakarta Timur. Pertemuan keluarga saat itu juga sekaligus menentukan hari pernikahan. Dengan dibantu keluarga, mereka mengurus gedung pernikahan, katering, dan undangan. Akad nikah dilaksanakan pada 22 Oktober 1999. Memakai adat Aceh, akad nikah berlangsung khidmat. Kemudian resepsi dilaksanakan pada 13 November 1999 di Ancol, Jakarta Utara. Bimbim memakai jas, sedangkan Reny memakai busana pengantin biasa. Sekitar 1.000 tamu undangan hadir di acara pernikahan itu.


Saat menikah, Reny baru berusia 16 tahun. Sedangkan Bimbim sudah berusia 33 tahun. Enam bulan setelah menikah, Bimbim berhenti pakai narkoba “Namanya juga anak muda, nekat mungkin ya. Karena enggak mungkin juga kita menunggu lama-lama, karena Mas Bimbim juga sudah sangat dewasa. Kalau nungguin aku umurnya lebih dewasa, kelamaan juga." ungkap Reny.


Setelah menikah mereka tidak sempat berbulan madu karena Slank harus tur 80 kota. Dapat dikatakan anak pertama mereka Mezzaluna D'Azzuri sejak bayi sudah jalan-lalam ke seluruh pelosok Indonesia sampai usia sekolah dasar. “Jadi kami bulan madu sekalian pentas dari kota ke kota di seluruh lndonesia. Reny cuti sebentar karena hamil dan melahirkan, kemudian ikut lagi tur sampai bertahun-tahun," bebernya.


Dengan hadirnya anak, kebahagiaan mereka kian bertambah. Meski demikian, diakui bukan berarti mereka tidak mengalami pertikaian-pertikaian. Terutama saat Bimbim masih menjadi pecandu narkoba. Justru karena masih muda, Reny mampu dengan setia menghadapi polah Bimbim. Perempuan kelahiran Jakarta 28 November 1983 ini sangat tabah dan kuat mendampingi Bimbim dalam proses penyembuhan.


Waktu itu bunda Iffet berpesan pada Reny, sebagai istri maka dia yang bertanggung jawab penuh untuk mengurus anaknya. Itu disadari betul oleh Bimbim. "Dia ini galaknya tegas dalam merawat saya. Malah dia bisa membuat saya ketakutan dalam memakai narkoba,” ujarnya. Dalam menyelesaikan persoalan, mereka rupanya punya kiat khusus. Kekesalan tidak dilampiaskan lewat kata-kata, melainkan dengan tulisan. Agar suaminya membaca dan tahu apa yang membuat dia berang, biasanya Reny menuliskannya di buku harian milik suaminya.


Kini mereka dikaruniai tiga orang,anak, dua putri dan satu orang putra. Mezzaluna D'Azzuri (perempuan), Tallulah Alami Hobi (perempuan), dan Maomettano Luke Almachzumi (laki-laki). Mezzaluna sudah beranjak remaja. Wajah cantik Una, sapaan akrabnya, kerap muncul di beberapa posting-an Bimbim maupun istrinya.


Kehadiran anak, istri, dan ibunya membawa perubahan besar dalam hidup Bimbim. la mengungkapkan tiga perempuan itu mampu mengubah hidupnya menjadi seperti sekarang. Pertama adalah ibundanya, lffet Veceha Sidharta, atau yang akrab disapa Bunda Iffet. Seperti diketahui Bunda Iffet adalah sosok yang berperan dalam menyelamatkan karir Slank di era tahun 1990-an kala para personel Slank masih terjerat narkoba. Bunda Iffet telah merevolusi personel Slank dari pecandu hingga berhasil lepas dari ketergantungan narkoba.


Selain Bunda Iffet ada sang istri, Reny yang membantu Bimbim bebas dari narkoba dan alkohol. Setelah dirinya lepas dari ketergantungan narkoba, Bimbim masih memiliki kebiasaan buruk, yakni minum minuman keras. Sang istri ikhlas menemani Bimbim saat dirinya tengah mabuk, Hingga kini, ia sering bertukar ide dengan istrinya.
“Kalau istri saya belum tersenyum, saya ragu menjalankan ide saya," ujarnya.


Sosok lainnya adalah putri sulungnya, Mezzaluna. Una ini adalah tokoh di balik berhentinya Bimbim menjadi pemabuk dan perokok berat. Saat Una masih kecil, ia sempat menanyakan kenapa Bimbim tetap minum bir, padahal menurut guru agamanya minum bir itu dosa.


“Saya jawab saja kalau minum bir itu tidak dosa, asal enggak sampai mabuk. Saya bilangnya sambil pegang botol bir, hehehe,” ucapnya. Namun dari pertanyaan itu muncullah niatan untuk berhenti mengonsumsi miras. Putrinya pula yang menyebabkan ia berhenti merokok hingga saat ini.
 “Di korek saya dia selalu tulis: Papa, you don't have to-smoke. Di surga enggak ada rokok,” katanya.


Reny melahirkan bayi berkelamin pria pada Rabu 4 November 2015 di sebuah rumah bersalin di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Anak ketiga Bimbim itu diberi nama Maomettano Luke Almachzumi. Selain bersyukur Bimbim juga senang sekali banget karena anak ketiganya berkelamin laki-laki. Soalnya dua anak sebelumnya semuanya perempuan.


Mao, menurut Bimbim memang lebih dekat dengan dirinya ketimbang istrinya. Hal tersebut lantaran ia sengaja mengatur jadwal manggungnya untuk lebih memiliki banyak waktu kebersamaan dengan anaknya. “Setahun terakhir saya ambil job memang hanya weekend. Jadi, delapan bulan terakhir saya selalu sama keluarga dan banyak main sama Mao,” ujarnya


la menceritakan pengalamannya saat pertama kali sang anak belajar berbicara. Jika pada umumnya bayi menyebut mama sebagai kata pertama yang keluar, anaknya malah terlebih dulu mengatakan kata papa. Hal itu sempat menimbulkan kecemburuan pada istri, “Pertama kali ngoceh manggil Papa. Bini sempat cemburu soalnya manggil papa duluan," cetusnya.


Soal lepasnya dari narkoba, Bimbim mengaku tersiksanya saat menjalani rehabilitasi. Demi sembuh, Bimbim rela kegiatan sehari-harinya diawasi. Bahkan, ujar Bimbim, untuk pergi ke mall saja, dia bisa dikawal sampai 20 orang.
“Saya dikurung. Dua tahun enggak - megang credit card, enggak megang handphone, enggak megang dompet, enggak megang barang berharga yang bisa dijual,” ungkapnya.


Karena itu, Bimbim menegaskan pentingnya rehabilitasi. Bahkan Bimbim juga membuka rehabilitasi gratis di markas Slank. Meski demikian, Bimbim mengungkapkan masih ada pecandu yang ragu-ragu mengikuti rehabilitasi karena curiga akan diproses hukum. "Ada yang udah saya kasih nomor telepon. Tapi rata-rata mereka masih ragu. Mereka malah takut ditangkap," tuturnya.


Lepas dari narkoba, ia juga lolos dari belenggu rokok. Ia mengaku butuh perjuangan berat untuk melakukannya. Perjuangannya lebih berat ketimbang berhenti mengonsumsi narkoba. “Butuh tekad dan usaha yang lebih keras untuk bisa lepas dari candu rokok. Pasalnya sederhana saja. Rokok terkesan sepele. Justru karena sepele, orang jadi susah untuk berhenti merokok,” paparnya.


Dalam perjuangannya berhenti merokok, ia tak pernah mengikuti tips yang bertebaran di buku-buku dan internet. Sebelum memutuskan berhenti pun dia sama sekali tak mengurangi intensitas rokoknya.
 "Saya itu orangnya revolusioner, bisa berubah dengan cepat. Kalau ingin berhenti ya berhenti saja,” katanya.


Masa-masa transisi itu dilaluinya dengan penuh perjuangan. Salah satunya lewat proses adaptasi. Misalnya, di saat latihan atau pentas Bimbim terpaksa menempelkan pensil ke mulut sebagai pengganti rokok. Sebenarnya ini hanya masalah kebiasaan saja. Dulu dia suka menabuh drum sambil merokok agar tidak grogi. Selain itu, dia juga mengonsumsi permen pedas selama tiga bulan pertama. Setiap kali muncul keinginan untuk merokok. Ia mengunyah permen. Hasilnya cukup efektif. Dia berhasil melewati masa transisi dengan baik.

Komentar

Postingan Populer